Negative Pressure Wound Therapy (NPWT)


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) merupakan pengembangan yang canggih dari prosedur perawatan luka, penggunaan vakum drainase membantu untuk menghilangkan darah atau cairan serosa (nanah) dari bagian luka. NPWT digunakan untuk manajemen luka dengan menggunakan tekanan negatif atau tekanan sub-atmosfer di tempat luka.

2.2 Komponen NPWT
1. Vaccum pump
Vaccum pump berfungsi untuk vakum drainase membantu untuk menghilangkan darah atau cairan serosa (nanah) dari bagian luka dan memberikan menggunakan tekanan negatif atau tekanan sub-atmosfer di tempat luka
2. Disposable Canisters
Disposable Canisters berfungsi menampung darah atau cairan serosa (nanah)
3. Drainage tubing
Drainage tubing berfungsi untuk mengalirkan tekanan negatif dari vaccum pump ke daerah luka dan mengalirkan darah atau cairan serosa (nanah) ke Disposable Canisters

4. Non-adherent wound contact layer or foam
Merupakan lapisan semipermeabel yang mampu ditembus darah atau cairan lain pada luka .
5. Antimicrobial gause
Digunakan sebagai antibiotik
6. Round or flat wound drain
Menghubungkan drainage tubing dengan luka
7. Transparent occlusive dressing
Digunakan untuk menutup luka
8. Barrier skin prep wipes
Perekat transparant dressing
9. Steril Salin
Untuk irigasi sebelum memasang non-adherent wound contact layer    
10. Surgical tape
           
2.3 Indikasi
1. Luka akut dan kronik ( Acute and cronic wounds )
2. Diabetik foot ulcers
Pasien DM denga kriteria : ulkus diabetik yang mengalami arterosklerosis, infeksi dan terjadi penurunan aliran darah ke ekstremitas dan neuropati perifer.
Klasifikasi ulkus diabetik menurut Wagner :
- Grade 1 : Luka pada kaki dengan ukuran kecil yang mengalami penebalan kulit disekitarnya
- Grade 2 : Luka mengenai dermis
- Grade 3 : Luka mengenai tendon
- Grade 4 : Gangren terlokalisir
- Grade 5 : Terlihat tulang dan mengalami nekrosis
3. Presure ulsers ( Dekubitus ulsers, bed sores)
Adalah luka yang disebabkan terjadinya penekanan yang terlalu lama pada daerah tertentu, paling sering berjadi pada daerah bokong.
Faktor resiko terjadinya luka dekubitus adalah bedrest total, penurunan persepsi sensori.
Luka dekubitus diklasifikasikan berdasarkan tingkat kerusakannya :
- Grade 1 : Terjadi kemerahan pada kulit
- Grade 2 : Kehilangan kulit superfisial ( dermis dan epidermis )
- Grade 3 : Kehilangan jaringan subkutan
- Grade 4 : Kehilangan jaringan sampai pada otot, tendon dan tulang
Luka dekubitus dapat menyebabkan infeksi lokal, sepsis, osteomyelitis dan nyeri    
4. Venous Leg Ulsers
Adalah luka yang terjadi akibat insufisiensi vaskular. Biasanya terjadi pada usia diatas 60 tahun yang menderita hipertensi. Vena mengalami dilatasi kapiler, peningkatan filtrsi kapiler sehingga menyebabkan edem dan terjadi kerusakan pada jaringan sub kutan. Perawatan luka jenis ini dengan cara membersihkan dan melindungi luka dengan cairan steril, debridemen menggunakan alat yang steril dan menjaga hemodinamik luka.
5. Luka akibat pembedahan ( Surgical Wounds )
Luka akibat pembedahan yang terinfeksi bisa menyebabkan terjadinya luka yang kronis misalnya luka laparatomy, luka operasi pada pembedahan rongga thorak
 ( Cardiac Surgey dengan sternotomy insisi )
Sebagai patokan yang dapat digunakan adalah :
- Jumlah purulen drainase yang keluar
- Kedalaman insisi
- Bila ditemukan tanda infeksi lakukan observasi, histopatologi dan radiologi
6. Luka bakar ( Burns )
Luka bakar yang luas dapat menyebabkan terjadinya kematian akibat infeksi yang serius.Luka bakar derajat 2 dan 3 menyebabkan kehilangan jaringan dermis sehingga terjadi infasi patogen dan supresi imun yang meluas.
7. Luka Trauma
Luka trauma sering disebabkan oleh kecelakaan lalulintas, jatuh dari ketinggian, kecelakaan kerja di pabrik, dan luka tembak.
8. Skin Grafting                                    
                       

                                                       
2.4 Kontraindikasi
1. Inadequat wound : luka dengan jaringan nekkrosis lebih banyak daripada jaringan granulasi
2. Osteomyelitis atau sepsis
3. Terjadi Gangguan Coagulopathy
4. Jaringan Nekrotik Yang Meluas
5. Keganasan Pada Luka
6. Alergi Pada Beberapa Komponen Prosedur

2.5 Kelebihan
1. Dapat diterapkan dengan mudah dan cepat.
2. Selalu siap dalam keadaan apapun.
3. Menghapus cairan, seroma sehingga meminimalkan atau pembentukan hematoma.
4. Mengurangi kegagalan karena gerakan.
5. Ketidaknyamanan kepada pasien minimal.
6. Potensi Infeksi berkurang

2.6 Kekurangan
1. Komplikasi yang paling umum adalah erosi sekitar jaringan karena tekanan yang disebabkan oleh tubing evakuasi.
2. Berlebihan dalam pertumbuhan jaringan granulasi ke busa , terjadi jika perubahan dilakukan pada interval 48 jam.
3. Pengambilan busa, jika dibiarkan lama > 48 jam, dapat mengakibatkan pendarahan kecil.
4. Dermatitis dapat terjadi sebagai akibat menghilangkan perekat pada setiap perubahan perban.
5. Masalah ini dapat dicegah dengan menghilangkan pita perekat hanya sekitar  busa.

2.7 Prinsip NPWT
1. Penarikan luka ( wound retraction )
2. Stimulasi jaringan granulasi
3. Pembersihan luka secara kontinyu setetah tindakan bedah
4. Pergerakan eksudat secara terus menerus
5. Menyerap odem
             
2.8 Cara Kerja NPWT
Pada dasarnya teknik ini sangat sederhana. Sepotong busa dengan struktur pori pori terbuka dimasukkan ke dalam luka dan menguras luka dengan perforasi lateral diletakkan di atasnya. Seluruh area kemudian ditutup dengan perekat membran transparan, yang tegas dijamin ke kulit sehat di sekitar tepi luka. Drainage tubbing dihubungkan ke sumber vakum, cairan diambil dari luka melalui busa ke dalam reservoir untuk pembuangan.
Membran plastik mencegah masuknya udara dan cairan dari luar. Pastikan seluruh permukaan luka terkena efek tekanan negatif.
Cara perawatan luka gangren dengan NPWT :
Langkah 1
Irigasi Luka dengan steril saline
                       
Langkah 2
Keringkan area sekitar luka
Langkah 3
Oleskan barrier skin prep wipes pada permukaan sekitar luka

Langkag 4
Tutup luka dengan non-adherent wound contact layer    
                                         
Langkah 5
Lapisi non-adherent wound contact layer dengan Antimicrobial gause

Langkah 6
Pasang Round or flat wound drain

Langkah 7
Basahi Antimicrobial gause dengan steril salin

Langkah 8
Tutupi Round or flat wound drain dengan antimicrobial gause yang sudah dibasahi dengan steril salin

Langkah 9
Tutup dengan Transparent occlusive dressing

Langkah 10
Fiksasi dengan tape

Langkah 11
Hubungkan round or flat wound drain dengan Vaccum pump
Langkah 12
Nyalakan Vaccum pump dan pastikan tekanan -75 mmHg









0 komentar:

Posting Komentar